MITOS HARIMAU DALAM TRADISI LISAN MASYARAKAT KERINCI DI JAMBI, THE TIGER MYTH IN THE ORAL TRADITION OF THE KERINCI PEOPLE IN JAMBI, SUMATERA
Main Article Content
Abstract
Wacana mengenai asal-usul dan makna harimau dalam kebudayaan masyarakat Kerinci secara lebih komprehensif masih terlalu jarang untuk ditemui dalam mana-mana kajian. Hal ini membuahkan beberapa kelompangan daripada sudut pandangan dunia masyarakat yang hidup dalam tradisi harimau itu sendiri. Artikel ini akan memberikan penjelasan tentang kedudukan harimau dalam tradisi lisan orang Kerinci di Pulau Tengah, Jambi, iaitu dengan berpandukan pada kisah mitos Bujang Nunggal dan Puteri Harimau Pasemah. Sebagai salah satu hasil kerja pendokumentasian tradisi lisan Kerinci menerusi penelitian lapangan selama beberapa tahun, artikel ini diharap berupaya memberikan satu rekonstruksi awal mengenai asal-usul harimau menurut pandangan dunia orang Kerinci, sehingga memberikan pemahaman dengan lebih jelas mengenai makna harimau dalam tradisi lisan mereka. Berdasarkan penelitian, kisah Bujang Nunggal memperlihatkan kearifan dalam menangani kehidupan bermasyarakat. Pengkisahan mitos tersebut dituang ke dalam acuan ritual mengagah harimau dengan fungsinya untuk menjaga ketertiban sosial. Secara jelas artikel ini menegaskan bahawa tradisi lisan menjadi alat komunikatif yang penting untuk pesanan-pesanan sosial, dengan tujuan untuk menstrukturkan hubungan masyarakat.
Kata kunci: tradisi lisan, mitos harimau, mantera, ritual, orang Kerinci.
Comprehensive discourse on the origins and meaning of tiger in the
culture of the Kerinci people are hard to come by. This gives rise to
gaps in understanding the ‘tiger tradition’, even from the point of view
of the people who are living in the aforesaid tradition. This article will
provide a description of the status of the tiger in the oral tradition of
the Kerinci people in Pulau Tengah, Jambi, based on the myth of
Bujang Nunggal and the Tiger Princess of Pasemah. After several
years of fieldwork documentation on oral tradition, this article is
expected to offer an early glimpse in reconstructing the origin of the
tiger myth according to the worldview of the Kerinci people, so as to
ensure that the meaning of tiger in the context of their own oral
tradition can be clearly understood. Upon examination, the tale of
Bujang Nunggal highlights local wisdom in social interactions. The
mythical tale became the essence in the molding of the ritual
‘mengagah harimau’; which functions to maintain the social order. As
such, this article clearly asserts that the oral tradition of the Kerinci
people is an important communicative tool for social reminders which
were put in place to ensure structure and social relations within the
community.
Keywords. Oral tradition, tiger myth, incantation, ritual, Kerinci
people.