ZEITGEIST DI CAKERA NUSANTARA ZEITGEIST IN MALAY ARCHIPELAGO
Main Article Content
Abstract
Makalah ini meneliti potensi Asia Tenggara dengan merujuk penelitian Malaysia sebagai negara bangsa dengan menyentuh beberapa definisi yang berkaitan dengan beberapa sub-copik seperti potensi Asia Tenggara sebagai penteori yang tidak lagi menjadi consumer teori dari luar, pascakolonalisme mencari diri dan identiti yang dianggap sebagai wacana yang amat berguna uncuk dimanfaatkan di rantau Asia ini, selain membincangkan pascamodenisme dan pengaruhnya di gelanggang lokal. Perbincangan ini juga mengemukakan kajian kebudayaan dalam mengharungi sistem pengajian yang lebih bersifat multidisiplin dan menjadikan bahasa sebagai modal budaya untuk dimajukan. Pada masa yang sama identiti sastera Malaysia dan agenda memperkasakan sastera Asia Tenggara turut diceliti serca dikaitkan dengan pembangunan karya agung bersama.
This paper analyses the potential of South East Asia with specific reference to Malaysia by exploring the various definitions and concepts related to South East Asia's potential as the theorist and no longer as a theory consumer, and a postcolonial seeking her own identity and nationhood. This is an important discourse in the Asian region in addition to discussions on postmodernism and its influence in the local arena. This paper also analyses the role of cultural studies as a multi disciplinary system and language as a cultural investment to be considered. At the same time, Malaysian literature as a national identity and a means to fortiJY the South East Asian literature and its relationship with the development of the magnum opus.